Eufemisme dalam Berita

Eufemisme dalam Berita Berpotensi Mengaburkan Makna
Antara Penghalusan bahasa dan pengaburan makna. Mengabarkan berita secara lugas dan jujur adalah salah satu tugas wartawan. 

Eufemisme di dalam berita bisa berpotensi mengaburkan makna dan bahkan bisa membuat wartawan terjebak oleh kepentingan dari pihak-pihak tertentu.

Apakah wartawan harus menggunakan kata penyesuaian harga ketika menulis berita tentang keputusan pemerintah menaikkan harga kebutuhan pokok atau bahan bakar minyak?

Sering kali keputusan menaikkkan harga kebutuhan pokok, bahan bakar minyak misalnya, dikatakan sebagai penyesuaian harga.

Memakai bahasa yang tidak lugas berpotensi untuk mengaburkan makna dari satu pokok pikiran atau bahkan tema sentral dari satu berita.

Mengabarkan berita secara lugas dan jujur adalah salah satu tugas wartawan. Tapi di sisi lain, ada pihak yang sengaja ingin membungkus berita dengan tujuan-tujuan tertentu.

Misalnya tentang keputusan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dipastikan akan mendorong kenaikan harga barang dan jasa.

Kenaikan harga BBM juga sering diikuti dengan aksi protes.

Pemerintah –yang tidak ingin melihat penentangan besar-besaran- bisa dipahami akan berusaha ‘melembutkan’ berita.

Misalnya dengan menggunakan kata penyesuaian harga bukan kenaikan harga. Maka kalimat yang dipakai adalah: Pemerintah akan menyesuaikan harga BBM.

Beberapa wartawan mungkin akan memakai istilah penyesuaian ini, namun bila ingin jujur dan mengabarkan apa adanya, maka akan lebih baik kalau tetap memakai istilah kenaikan. Bukankah pada kenyataannya memang harganya naik?

Memakai kata atau istilah lain juga berpotensi mengaburkan konteks dan makna.

Misalnya penggunaan istilah gepeng untuk menyebut gelandangan dan pengemis.

Bandingkan dua kalimat ini:
  1. Pemerintah kota Jakarta merazia ratusan gelandangan dan pengemis di kawasan Blok M 
  2. Pemerintah kota Jakarta merazia ratusan gepeng di kawasan Blok M.

Apakah Anda merasa ada perbedaan rasa bahasa di sini? Apakah Anda merasa kalimat kedua lebih lunak?

Kata minah kadang juga dipakai untuk menggantikan minyak tanah.

Ada dua persoalan ini. Yang pertama, tidak semua orang langsung mengerti bahwa minah adalah kependekan dari minyak tanah.

Yang kedua, sama dengan kasus gepeng di atas, minah berpotensi mengaburkan isi berita.
Apakah wartawan harus menggunakan kata penyesuaian harga ketika menulis berita tentang keputusan pemerintah menaikkan harga kebutuhan pokok atau bahan bakar minyak? (BBC)

0 Response to "Eufemisme dalam Berita "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel